Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala

Admin 15.29.00
Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah rasa takut kepada Allah Ta’ala. Sungguh, takut kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu ciri orang-orang yang beriman. Dengan sifat takut itu seseorang akan selalu berbuat baik dan beramal shalih.
Allah Ta’ala telah memuji orang yang mempunyai perasaan takut dan pengharapan pada-Nya dalam Al-Qur`an di banyak tempat.
Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْأَبْصَارُ
“Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat). (QS. An-Nur: 37).
Allah Ta’ala juga berfirman tentang para nabi Alaihimusssalam,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِيْنَ
Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS. Al-Anbiyaa`: 90).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata,
“Perasaan takut selamanya mengandung makna pengharapan, jika tidak demikian maka yang terjadi adalah sifat putus asa.
Demikian juga, pengharapan membutuhkan perasaan takut, jika tidak demikian maka merupakan suatu ketenangan.
Maka orang yang mempunyai perasaan takut dan pengharapan kepada Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang berilmu yang dipuji Allah Ta’ala.”
Ketika Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma minum air dingin, dia menangis. Lalu dia ditanya, “Apa yang membuat kamu menangis ?”
Dia menjawab, “Aku teringat firman Allah Ta’ala,
وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِمْ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُرِيبٍ
Dan diberi penghalang antara mereka dengan apa yang mereka inginkan sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang sepaham dengan mereka yang terdahulu. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam. (QS. Saba`: 54).
Maka, aku mengetahui bahwa penghuni neraka tidak menginginkan sesuatu selain air. Allah Ta’ala berfirman,
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ قَالُوا إِنَّ اللهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِيْنَ
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.”
Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir. (QS. Al-A’raaf: 50).
Setelah itu, Abdullah bin Umar menangis dengan kerasnya, sehingga dia jatuh sakit, dan para shahabat menjenguknya.
Pada suatu hari Hasan menangis, lalu dia ditanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
Dia menjawab, “Aku takut Allah akan melemparkanku ke dalam api neraka, dan Dia tidak mempedulikanku.“
Sa’ad bin Al-Akhram mengatakan, “Aku pernah berjalan dengan Ibnu Mas’ud dan melewati para tukang besi, mereka mengeluarkan besi dari api, maka dia melihat besi itu lalu menangis.”
Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah yang zuhud Rahimahullah, disebutkan bahwa pernah suatu ketika dia melaksanakan shalat malamnya dan membaca firman Allah Ta’ala,
إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُوْنَ – فِي الْحَمِيْمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُوْنَ
“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS. Al-Mu`min: 71-72).
Maka dia mengulang-ulangnya dan menangis sampai pagi.
Mengenai Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, nabi umat ini dan manusia yang paling baik, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu, dia mengatakan,
قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِيْ فَقَرَأْتُ سُوْرَةَ النِّسَاءِ حَتَّى إِذَا بَلَغْتُ {وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيْدًا} قَالَ فَرَأَيْتُ عَيْنَيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَهْمِلاَنِ
”Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam pernah berkata kepadaku, “Bacalah (ayat Al-Qur`an) untukku!”
Maka saya berkata kepadanya, “Saya membaca untukmu, sedangkan ayat itu diturunkan kepadamu?”
Beliau berkata, “Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain.
Maka saya membacakan surat An-Nisa` sampai pada ayat,
Dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka,(QS.An-Nisaa`: 41), maka saya melihat air mata beliau berlinang.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Diriwayatkan dari Mutharrif bin Abdullah dari ayahnya, ia berkata,
أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّيْ وَلِجَوْفِهِ أَزِيْزٌ كَأَزِيْزِ الْمِرْجَلِ مِنَ الْبُكَاءِ
”Aku mendatangi Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ketika beliau sedang melakukan shalat (malam), dan tenggorokan beliau mengeluarkan suara, seperti suara panci yang airnya mendidih, karena beliau sedang menangis. (HR. At-Tirmdizi).

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan,
“Keadaan yang paling sempurna adalah kesesuaian pengharapan dan rasa takut dan rasa cinta yang besar.
Maka, rasa cinta adalah sebagai kendaraan, pengharapan adalah sebagai jalan, rasa takut adalah sebagai pengendara, dan Allah Ta’ala Dzat yang akan dituju dengan karunia dan kemurahan-Nya.”
Saudaraku sesama muslim
Bergembiralah dan berharaplah selalu, bahwa kamu menuju pintu Rabb Yang Maha Pemurah, Maha Memberi dan Maha Pengasih. Perhatikanlah perkataan Ibnu Auf,
“Jika seorang laki-laki mengabdikan dirinya kepada raja di dunia, maka dia akan mendapatkan tujuannya, bagaimana jika seorang mengabdikan dirinya kepada Dzat yang mempunyai langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya?”
Di samping itu, hendaknya kamu bersikap zuhud terhadap dunia, pendek angan-angan, karena angan-angan yang panjang menjadi penyakit yang melumpuhkan dan kronis.
Jika penyakit itu menyerang hati, maka tingkah laku seseorang akan rusak, dan sulit untuk disembuhkan.
Penyakit tidak akan hilang, serta obat pun tidak akan bermanfaat. Jika seorang hamba berpanjang angan-angan maka buruklah amalannya.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan penulis, anda, kedua orang tua kita, dan orang-orang yang kita cintai, termasuk orang-orang yang tenang pada hari yang penuh dengan ketakutan, dan termasuk orang-orang yang dipanggil pada hari yang agung tersebut.
Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ
Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?”
(Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati. (QS. Al-A’raf: 49).
Semoga kita termasuk orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala di mana pun kita berada.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para shahabatnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Tulisan ini dikutip dari Kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »